Merah Putih Rekor Muri


HUT Ke-65 TNI di Denpasar Dari Fragmen Tari hingga Bendera Merah Putih JumboPERINGATAN HUT ke-65 TNI yang jatuh pada Selasa (5/10) kemarin, di Denpasar ditandai dengan menggelar upacara di Lapangan Puputan Badung oleh jajaran Kodam IX/Udayana. Peringatan HUT kali ini terasa istimewa, karena selain upacara, juga digelar pementasan fragmentari oleh ratusan penari serta pembentangan bendera merah putih super jumbo. Ukuran bendera tersebut mencapai 120 meter x 80 meter. Akibat jumbonya bendera yang dibentangkan kemarin, Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatatkan kegiatan tersebut ke dalam buku rekornya. Lantas, seberapa banyak bendera jumbo itu menghabiskan kain?

Tidak banyak yang menyangka bila peringatan HUT TNI kali ini terasa cukup istimewa. Usai upacara resmi, dipersembahkan atraksi seni budaya berupa fragmen tari dengan tema ''Merah Putih Jambrud Khatulistiwa''. Fragmen tari ini dipersembahkan oleh ISI Denpasar bersama Universitas Mahendradatta Denpasar, Undiksa, IKIP PGRI Bali, Undiknas, STIKES Bungkulan Singaraja, STIE Triatma Mulia, SMAN 1 Denpasar. Selain itu, juga turut serta SMP Harapan Nusantara, Teruna-Teruni Bali, putra-putri sekolah, siswa-siswi Hindu, Asosiasi Duta Wisata, sanggar Tari Purna Bona Gianyar.

Namun, sebelum persembahan fragmen tari, 12 pelukis menggelar keahliannya dalam menggoreskan airbrush di atas kanvas di sisi pinggir timur tempat upacara. Lukisan yang dibuat sesuai dengan kegiatan TNI dalam melaksanakan tugasnya menjaga keutuhan NKRI dan komitmennya tetap manunggal dengan rakyat.

Di sela-sela pelukis melakukan aksinya, disusul persembahan fragmen tari kolosal. Fragmen tari yang mengisahkan tentang kejayaan Majapahit itu dikemas dengan apik sehingga memukau para peserta upacara dan undangan yang hadir memenuhi Lapangan Puputan Badung. Kelincahan para penari berhasil menyejukkan suasana yang siang kemarin cukup terik di lokasi upacara.

Setelah tampilan fragmen tari kolosal itu, peringatan HUT TNI kemarin kembali mengejutkan para undangan. Pasalnya, ratusan anak-anak dari beberapa universitas dan prajurit TNI membentangkan bendera merah putih ukuran jumbo. Bendera jumbol ini berukuran 120 x 80 meter.

Gus Marhaen selaku penyelenggara pembentangan Bendera Merah Putih jumbo ini mengatakan, persiapan untuk membuat bendera ini sudah cukup lama. Bahkan, untuk menjahitnya memerlukan waktu sekitar 14 hari. ''Kita menghabiskan sedikitnya 150 gulung kain merah putih. Kita selesaikan dengan gotong royong,'' ujar Gus Marhaen, kemarin.

Aksi kolosal ini ternyata juga menggugah Muri mencatatkannya ke dalam buku rekor-nya. Bendera Merah Putih jumbo ini tercatat dengan nomor urut 4.498 dalam buku rekornya. ''Bendera besar ini tercatat secara resmi dalam register no 4.498 di Muri,'' ujar Senior Manager Muri, Paulus Pangka, S.H. (ara)
Selanjutnya...

Kesatria Penegak Merah Putih

Komandan Kodim (Dandim) 1611/Badung Letkol Arh. Pontjo Wasono K. menyatakan sangat respek dan hormat kepada segenap komponen bangsa yang komitmen menegakkan sang saka dwi warna Merah Putih. ''Kami salut, hormat yang luar biasa kepada kesatria penegak Merah Putih. Merah Putih merupakan roh perjuangan yang bernuansa spiritual, persatuan, kesatuan, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila. Apa pun profesinya, jika Merah Putih sudah menjadi komitmennya untuk dihormati dan ditegakkan, sangatlah layak mereka menyandang predikat Kesatria Penegak Merah Putih,'' tegas Pontjo Wasono saat menerima simakrama Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha di Makodim 1611/Badung, Senin (4/10) kemarin.

Sebelum simakrama dimulai, Satria Naradha bersama Dandim beserta petinggi Kodim lainnya melakukan penghormatan pada sang saka Merah Putih yang berdiri tegak di depan lobi. Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang wacana bernuansa kebangsaan dan Merah Putih. Selain masalah spirit kebangsaan lewat roh Merah Putih terus diembuskan, juga bagaimana hal itu diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Satria Naradha mengapresiasi gagasan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mementaskan tari kolosal Merah Putih yang melibatkan 20 ribu personel dengan bentangan bendera merah putih 120 meter x 80 meter.

Acara HUT ke-65 TNI akan dilaksanakan di Puputan Badung, Selasa (5/10) ini. Upacara yang akan dimeriahkan sendratari kolosal Merah Putih akan disiarkan langsung (live) Bali TV.

Ia juga menyatakan respek terhadap ide-ide Dandim 1611/Badung dalam menjaga Bali. Dikatakan, Bali merupakan eskalasi dan barometer keamanan di Indonesia. Bagaimanapun teritorial Bali harus diupayakan agar masyarakatnya bisa tenteram, aman, damai. Lewat semangat dan spirit Merah Putih diyakini sebagai wahana efektif untuk mempererat persatuan dan kesatuan, mengangkat semangat NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Idealnya, semua pihak memang wajib berbuat optimal memberi kontribusi memadai kepada bangsa dan negaranya sesuai swadharma masing-masing. TNI memang sudah selayaknya berdiri di garda terdepan untuk urusan menjaga kedaulatan negara, membangun spirit Merah Putih dan mengimplementasikan lebih membumi nilai-nilainya.

''Kami sendiri sejak dulu melakukan upacara ritual pakelem dan lainnya selalu memasang panji-panji Merah Putih sebagai spirit dan motivasi. Harian Bali Post juga berisi logo Merah Putih selain sejak dulu sudah mengemban motto; Pengemban Pengamal Pancasila,'' ujar Satria Naradha.

Usai diskusi, Satria Naradha menyematkan pin emas Merah Putih dan menyerahkan buku-buku kepada Dandim. Acara itu disaksikan Kasdim Mayor Mustakim, Perwira Penghubung Mayor Bayu Eko dan Danramil Denbar Kapten Made Mustika. (kmb11)
Selanjutnya...

Sendratari ''Merah Putih'' Saatnya TNI di Garda Depan


Denpasar (Bali Post) -

Peringatan HUT ke-65 TNI, 5 Oktober 2010 di Lapangan Puputan Badung, Denpasar akan bernuansa seni budaya dan religiusitas. Sendratari kolosal bendera Merah Putih dengan ukuran superjumbo panjang 120 meter dan lebar 80 meter akan dipentaskan dalam upaya memberi roh lebih membumi, visi persatuan kesatuan NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Tak pelak, event historis yang akan tercatat dalam Muri itu mendapat apresiasi banyak pihak, termasuk para artis.

Setelah komedian Komeng memberi tanggapan luar biasa terhadap ide brilian Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, kini hal serupa disampaikan rocker wanita yang juga pemain teater, Renny Jayusman. Ia menyatakan sangat respek dengan gagasan Pangdam IX/Udayana, bersinergi dan berkolaborasi dengan tokoh masyarakat, termasuk salah satunya Ketua Kepustakaan Bung Karno, Gus Marhaen.

''Ini akan menjadi catatan sejarah. Saatnya memang TNI berada pada garda terdepan, memimpin anak bangsa dalam rangka membangkitkan semangat NKRI, persatuan dan kesatuan lewat Merah Putih. Jangan biarkan negeri ini hancur dan diinjak-injak kedaulatannya oleh negara lain,'' ujar Renny Jayusman.

Karena mengangkat tema Merah Putih, ia mengaku punya alasan kuat untuk datang pada momen bersejarah ini. ''Saya akan datang ke Denpasar untuk acara yang sakral ini, walau sebetulnya cukup sibuk di Jakarta,'' tambah mantan istri sastrawan asal Tabanan Putu Wijaya ini.

Sementara itu, intelektual muda Bali yang juga staf pengajar Universitas Mahendradatta Dr. Diah Werdy Srikandi, S.E., M.M. menyatakan apa yang digagas Pangdam IX/Udayana memang sewajarnya harus didukung pemuda dan pemudi Bali. Spirit Merah Putih yang pada hakikatnya tertanam pada setiap relung jiwa raga masyarakat Indonesia, harus terus didengungkan dan nilai-nilainya diaplikasikan dalam kehidupan nyata demi kejayaan Indonesia.

''Merah Putih harusnya senantiasa berkobar dalam jiwa setiap anak bangsa. Menjaga, memelihara, dan membesarkan negeri ini merupakan kewajiban setiap orang. Transpormasi nilai-nilai itu akan didapat dari proses kreatif dan inspiratif Merah Putih,'' ujar salah satu doktor termuda di Indonesia pada usia 27 tahun.

Dukungan dari berbagai komponen terus mengalir, kali ini beberapa asosiasi yakni Teruna-Teruni Bali (TTB), Putra Putri Kampus (PPK), Putra-Putri Sekolah (PPS), Siswa-Siswi Hindu (Sindu), Asosiasi Duta Wisata (Aswindo), Hindu Student, Precentre Club, (ASPC), Hindu Student Journaliste Club (HSJC). (kmb11)
Selanjutnya...
 
Copyright (c) 2010 dibuat oleh Kodim 1611/Badung
Kenangan dari : Letkol Pontjo Wasono K.