MENANGKAL AKSI TERORISME DI WILAYAH BALI

Posted on
  • by
  • kodim1611/Badung
  • in
  • Label:

  • Sering kita akhir-akhir ini selalu dicekoki oleh pemahaman yang sempit bahkan seolah terkooptasi oleh pendapat spekulan tentang upaya menangkal aksi terorisme yang didasarkan pada pemenuhan standarisasi pengamanan diantaranya jumlah dan kualifikasi Satpam, alat-alat detektor, SOP dan lain sebagainya. Maka timbul pertanyaan dari penulis, “sudah cukup amankah bila pemenuhan standarisasi pengamanan tersebut terpenuhi?”

    Mungkin jawabannya “BELUM”

    Mengapa? Karena standarisasi pengamanan diatas hanya dari segi Hard Power saja, sedangkan segi Soft Power (pendekatan kemanusiaannya) yang sangat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap terwujudnya rasa aman, masih belum tersentuh. Mungkin banyak orang yang enggan membicarakan soft power karena jauh dengan masalah “proyek” (profit oriented).
    Oleh karena itu ada baiknya penulis menjelaskan pendekatan soft power dalam menangkal aksi terorisme yang dapat dilaksanakan di wilayah Bali.

    1. Social Capital (Modal Sosial). Hubungan sosial yang erat antar perorangan maupun kelompok yang sudah ada sebagai warisan leluhur antara lain : hubungan adik-kakak, anak-orang tua, antar tetangga, dan lain sebagainya. Bila seorang adik berbuat nakal, maka kakaknya berusaha menghentikan dan menasehatinya. Begitu juga bila ada keluarga datang dan bermalam, tentu tetangga mengetahui dan ada kepedulian untuk saling memperhatikan, memahami serta saling menghormati. Modal sosial ini harus tetap dipelihara dan dikembangkan, jangan sampai anaknya pergi entah kemana…orang tua atau keluarganya tidak tahu?


    2. Social Networking (Jejaring Sosial). Sebagai masyarakat sosial, maka setiap perorangan, perusahaan, instansi, dll memiliki kewajiban untuk bersosialisasi dengan berbagai elemen bangsa, tidak terkecuali atau menjadi eksklusif. Jejaring sosial dapat menjadi early warning dan daya tangkal terhadap kemungkinan adanya ancaman.



    3. Empowerment Local Geneus (Kearifan Local). Pranata sosial yang sudah terbangun sejak jaman dahulu kala seperti : Puri, Banjar, Pecalang, Subak, dll merupakan peranti untuk menangkal berbagai ancaman. Dari sinilah muncuk daya tangkal yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh negara manapun di dunia. Justru bukan membangun sistem keamanan baru??? Apabila pranata sosial ini tidak didayagunakan, maka akan menjadi barrier yang berpotensi kontra produktif.

    4. Corporate Social Responsibility (Tanggung jawab Sosial). Setiap perusahaan profit memiliki kewajiban merealisasikan tanggung jawab sosial perusahaannya. CSR diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan personel internal maupun eksternal perusahanaan sehingga memiliki ketahanan terhadap segala bentuk pengaruh yang berpotensi mengancam sustainable (keberlangsungan) perusahaan, yang pada gilirannya akan mewujudkan ketahanan di wilayah tersebut.

    Bukan bermaksud menisbikan segi hard power, namun pembinaan terhadap soft power sangat penting untuk mendukung upaya menangkal aksi terorisme di wilayah Bali.
    Soft power dalam lingkungan TNI AD merupakan bagian dari BINTER (Pembinaan Teritorial). Mengapa kita hanya memakai satu tools, PAKU dan PALU??? Sehingga setiap masalah yang muncul selalu hanya menggunakan paku dan dipukul dengan palu???? Coba pikirkan……dan beri komentar…..ha..ha…ha…..
     
    Copyright (c) 2010 dibuat oleh Kodim 1611/Badung
    Kenangan dari : Letkol Pontjo Wasono K.