Perjalanan kehidupan kita di dunia pasti akan melalui fase-fase berikut, mulai dari masa kanak-kanak, dewasa, tua, pensiun dan akhirnya meninggal. Umumnya, setiap fase memiliki tujuan keuangan yang berbeda.
Diagram di bawah ini merupakan fase yang umum dilalui oleh manusia. Setiap individu pasti memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. sehingga kita sebagai individu harus melihat dan merencanakan perjalanan dalam fase kehidupan kita masing-masing dengan baik dan benar sesuai dengan jalan hidup yang kita inginkan.
Kalau melihat diagram siklus kehidupan di atas, tentunya semua kita dilahirkan dan pada satu masa kita akan kembali ke Sang Pencipta. Selama perjalanan kehidupan, umumnya kita akan melalui fase-fase seperti di atas, fase anak-anak—masa lajang—masa awal pernikahan—masa orang tua—masa pensiun dan akhirnya kita kembali dipanggil oleh Maha Kuasa.
Usia kita dalam melalui fase diatas akan sangat beragam. Ada yang masuk fase awal pernikahan diusia 20-an tapi ada juga yang sudah memasuki usia 30 tahunan.
Dalam kaitannya dengan usia, kami ingin sedikit memberikan gambaran perencanaan bagi mereka dalam beberapa kelompok usia mulai dari usia 20 tahunan—mulai dari fase masa lanjang sampai fase awal pernikahan.
Kemudian, usia 30-40 tahunan, masa orang tua. Usia 50 tahunan masuk ke dalam fase masa tua dan masa pensiun. Setiap kelompok usia memiliki ciri umum perencanaan yang dibutuhkan.
Pentingnya Perencanaan di Usia 20 Tahunan
Banyak orang tidak melakukan perencanaan di usia 20, mereka merasa masih memiliki waktu panjang nantinya. Nikmati saja dulu, padahal dalam masa ini perlu kiranya kita membangun kebiasaan yang baik berkaitan dengan keuangan, misalnya dari sisi pengeluaran dan kebiasaan menabung. Kebiasaan ini tidak datang begitu saja, harus dilakukan secara berkesinambungan.
Mempelajari perihal anggaran dan investasi menjadi topik penting yang perlu dipahami, di saat Anda masih berusia 20 tahunan.
Kalau saja mereka memahami konsep nilai waktu uang dan konsep bunga berbunga, tentunya mereka tidak akan dengan seenaknya menghabiskan uang hasil kerja kerasa selama satu bulan hanya untuk keperluan sesaat.
Dalam konsep nilai waktu uang dan konsep bunga berbunga, semakin panjang waktu yang dimiliki tentunya akan semakin sedikit tabungan yang dibutuhkan setiap bulannya untuk mencapai target tujuan yang sama. Atau dengan nilai investasi yang sama dan asumsi tingkat bunga sama, hasil dari investasinya akan semakin besar bila Anda melakukanya dalam waktu yang lebih panjang.
Sebagai contoh, kita gunakan tiga simulasi, yang pertama Andi saat ini berusia 25 tahun, Tuti 35 tahun, dan Anto 45 tahun. Masa pensiun bagi mereka adalah diusia 55 tahun.
Lihat perkembangan investasi yang mereka lakukan setiap bulan sejumlah Rp 1 juta dengan tingkat suku bunga 8%. Dalam kehidupan nyata, pajak berpengaruh dan menurunkan jumlah keuntungan yang bisa Anda peroleh.(lihat tabel)
Jelas terlihat dari tabel di atas, bahwa waktuk adalah faktor eksternal yang tidak bisa kita hindari, tapi dari sisi waktu, bila Anda memiliki kemauan tentunya Anda dapat melakukannya lebih cepat, yaitu di usia Anda 20 tahun.
Menetapkan Tujuan Keuangan Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Menetapkan tujuan keuangan spesifik merupakan langkah awal terpenting dalam proses perencanaan keuangan. Di usia 20 tahunan, tujuan jangka pendek yang umum adalah menyiapkan biaya pernikahan, membeli mobil atau motor, dan masih banyak lagi tergantung dari setiap individu.
Yang terpenting di sini adalah tujuan yang ingin dicapai 3-5 tahun ke depan. Jangka menengah antara 5-10 tahun, umumnya adalah membeli rumah, menyiapkan biaya pendidikan anak dana lain-lain. Nah untuk tujuan jangka panjang adalah masa pensiun. Persiapan ini sebaiknya dilakukan sejak dini.
Dari semua tujuan keuangan yang Anda miliki perkirakan berapa besar nilai tujuan tersebut dan dengan nilai tersebut berapa nilai tabungan yang harus diinvestasikan secara regular setiap bulan yang harus disisihkan. Untuk perhitungan ini pernah kita bahwa secara detail di ulasan yang lalu.
Pentingnya Memahami Konsep Investasi
Masyarakat sering tergiur dengan berbagai tawaran yang secara akal sehat tentunya akan sangat sulit untuk didapatkan, misalkan kasus PT. Qsar yang banyak merugikan masyakarat.
Satu kata kunci dalam berinvestasi adalah tidak ada investasi tanpa risiko. Semuanya ada risiko. Yang terpenting adalah mengenali risiko tersebut dan apa yang bisa dilakukan untuk menguranginya.
Hukum investasi yang tak bisa dihindari adalah semakin tinggi ekspektasi tingkat keuntungan, semakin tinggi pula risiko. Kita perlu mempelajari berbagai alternatif investasi dari sisi keuntungannya tapi jangan lupa juga perihal risikonya.
Keseimbangan keduanya menjadi tujuan kita semua. Strategi investasi menyebar dana di berbagai instrumen investasi adalah langkah bijak dalam memaksimalkan keuntungan dengan risiko yang terukur, strategi ini dikenal dengan sebutan diversifikasi.
Setalah Anda memahami dasar-dasar investasi dan mempelajari kelebihan dan kekurangan masing-masing instrumen yang terkait dengan keuangan Anda, mulailah untuk menginvestasikan dana secara regular untuk mencapai tujuan keuangan yang telah Anda tetapkan.
Evaluasi Perencanaan Menjadi Keharusan
Di usia 20-an tentunya Anda sudah menyelesaikan pendidikan Anda dan bekerja di sebuah perusahaan yang Anda inginkan.
Penghasilan pun sudah diterima setiap bulannya. Begitu Anda memasuki usia 30 tahunan, biasanya secara karier Anda sudah mulai mapan, walau mungkin Anda masih akan berpindah pekerjaan sebelum Anda pensiun.
Rasanya di usia ini Anda sudah berkeluarga. Hal ini tentunya akan mengubah berbagai prioritas keuangan yang sebelumnya tidak masuk dalam perencanan selama masih bujang, misalkan biaya pendidikan, liburan bersama keluarga, membeli rumah dan lain-lain.
Oleh karenanya, begitu keluarga sudah menjadi prioritas Anda, tentunya Anda harus mengevaluasi kembali tujuan keuangan yang telah ditetap dahulu. Perubahan ini harus dilakukan karena tentunya Anda harus mempertimbangkan hal lain dalam menetapkan tujuan keuangan keluarga.
Di rentang usia 30-40, Anda harus terus mengevaluasi berbagai investasi yang telah Anda lakukan untuk mencapai tujuan keuangan jangka menengah dan panjang. Merevisi anggaran juga harus dilakukan agar tetap sesuai dengan perubahan yang terjadi di keuangan keluarga.
Begitu Anda berkeluarga, prioritaskan untuk memiliki berbagai proteksi, mulai dari kematian, sakit, critical illness, dan lainnya agar risiko ini tidak merusak kondisi keuangan keluarga yang sudah baik.
Biaya Pendidikan Anak dan Masa Pensiun
Dalam rentang usia ini (30-40) tentunya, Anda harus sudah melaksanakan persiapan biaya pendidikan anak. Biaya pendidikan semakin hari semakin mahal saja. Dari pemantauan kami, peningkatakan pertahunnya jauh lebih besar dari tingkat inflasi, terutama berkaitan dengan uang pangkal. oleh karenanya sangat bijak untuk mulai sejak dini untuk menyiapkan biaya pendidikan buat anak-anak Anda.
Saat ini di Indonesia, banyak orang beranggapan bahwa dengan adanya Jamsostek dan program pensiun yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup. Perhitungkan dulu.
Dalam banyak konsultasi yang kami lakukan, ternyata kedua hal ini tidaklah cukup sehingga dibutuhkan langkah yang tepat untuk menabugn atau investasi secara mandiri untuk mencapai kehidupan masa pensiun yang Anda inginkan. Jamsostek merupakan awal dan Anda tetap harus bertanggung ajwab lebih besar untuk menyiapkan masa pensiun yang Anda inginkan.
Apakah Anda Akan Mendapatkan Apa yang Diinginkan?
Waktu pun berjalan, dan sekarang Anda memasuki usia 50 tahun. Dari sisi investasi kami menganjurkan agar alokasinya lebih moderat, yang tadinya sebagai besar di saham mungkin hal ini sebaiknya dikurangi dan dipaindah ke instrumen investasi yang lebih rendah risiko.
Di usia ini, harapannya anak-anak sudah mulai besar dan dapat menghidupi kebutuhannya sendiri. Anda sekarang dapat lebih fokus pada persiapan masa pensiun yang Anda inginkan. Di usia ini sebaiknya Anda mulai menghitung apakah kebutuhan penisun yang Anda inginkan dapat terpenuhi dengan berbagai inevstasi yang telah Anda lakukan.
Semua ini harus diperhitungkan dan dianalisis apakah Anda akan defisit atau surplus selama masa pensiun Anda? Perhitungan ini sangat penting dilakukan karena Anda sudah dekat dengan masa pensiun Anda dan bila ternyata dana yang saat ini sudah terkumpul tidak mencapai apa yang Anda harapkan—defisit—alokasikan lebih besar dana untuk tujuan pensiun tersebut. misalkan, tadinya hanya 15% dari gaji yang dialokasikan untuk tujuan ini, sekarang Anda tingkatkan menjadi 20% atau malah 25%. Menurut hemat kami, hal ini dimungkinkan bila anak-anak sudah bisa mandiri dan Anda memiliki kapasitas untuk menabung lebih besar.
Demikian ulasan yang bisa kami sampaikan untuk artikel kali ini, bagaimana? Apakah Anda sudah merencanakan keuangan Anda? Sudahkah Anda mengevaluasi berbagai tujuan yang sudah Anda tetapkan sebelumya? Sekarang, apakah tujuan Anda sudah tercapai? Bila defisit, tingkatkan alokasi dana untuk tujuan tersebut. semoga bermanfaat.n
Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.